Tedak Siten - Anak Tanjakan

Berbeda dengan harta, ilmu dapat menjagamu kapan saja.. @anak_tanjakan

Breaking

Wednesday, June 3, 2020

Tedak Siten



Oke bro and sis, kali ini aku akan berbagi cerita, eh nggak berbagi sih, kalo berbagi nanti ceritanya abis dong, malah aku yang gak kebagian..
Image result for tedak siten
Skip
Lanjut dari postingan sebelumnya, kalo belum baca silahkan klik Ketika Aku Dilahirkan..
Setelah aku lahir, aku menjadi trending topik di kampung, tau kan ya waktu kecil aku seperti apa, imut, cakep, bersih, mata belo, kuping jeber, rambut lurus, hidung satu, kaki dua, tangan tiga, dan masih banyak lagi...

Yoi, pada saat umur 1 tahun, kakeku mengadakan tradisi adat "Tedak Siten", itu loh tradisi bayi turun tanah agar bisa jalan, sambil nentuin nasibnya kaya gimana kedepan. Mungkin terlahir sebagai cucu kesayangan, hanya aku yang diadakan tradisi tersebut. Kata mamah, waktu itu aku memakai pakaian adat Jawa, dengan blankon di kepala, berjalan diatas bubur warna-warni menuju kurungan ayam, lalu aku masuk ke kurungan ayam, nah di dalam kurungan itu terdapat berbagai macam benda, ada buku, pulpen, emas, padi, bunga, minyak wangi, dll. Dan aku disuruh untuk memilih salah satu, daaan aku pun memilih buku sama pulpen. Ya karena itulah, mungkin aku jadi agak pinter. Coba aja aku milih padi atau emas, bakal kaya nih.. Hehe tapi gapapa, semua akan aku raih dengan ilmu, usaha, dan doa. Aku pun mencoret-coret buku itu di dalam kurungan, widih Upi panggilanku) lucu banget yah..

Waktu terus berjalan dan aku pun tumbuh, tapi belum besar.
Permainan yang paling aku suka waktu kecil adalah layang-layang, teringat saat bermain terus layanganku putus gara-gara disangkut sama orang lain, aku nangis histeris, ya untung masih ada temanku mengejarnya dan berhasil membawa pulang layangan itu. Yeah, tangispun reda, senyumpun berirama..

Hampir setiap sore aku bermain layang-layang, ya tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan, masih bocah, masih pengin bersuka ria.
Selain layang-layang, aku suka banget sama "berantem" hampir setiap hari aku berantem, tonjok-tonjokkan, cakar-cakaran. Dan anehnya berantemnya cuma sama satu orang, ya saingan mungkin. Kalo ketemu berantem, sore berantem, besoknya temenan lagi, sorenya berantem lagi, esoknya akur lagi, ya siklus ini terjadi kurang lebih satu bulan, sampe wajahku penuh cakaran..

Umur 4 taun aku mulai kenal sepak bola, bapakku beliin kaos bola warna kuning, entah itu klub apa aku lupa, karena kaosnya lebih gede dari orangnya, kaos itu dikasih ke tetangga. Beberapa bulan kemudian, bapak beliin kaos Inter Milan, ya itu mungkin klub pertama yang aku tau. Aku juga gak tau kenapa bapak beliin kaos Inter, padahal bapak kan sukanya Chelsea.. Islan..
Kaos dengan logo Inter dan tulisan Pirelli (waktu itu aku bacanya Irelli, gak tau ada huruf Pnya, maklum masih bau kencur). Dengan nomor punggung , lupa saya nomernya. Hahaha :D
Aku pun memakai kaos itu saat bermain bola, yosh.. Layang-layang mulai berganti sepak bola, layangan disimpan, main lagi kalau lagi musim..
Demikian lah kisah masa kecilku yang imut dan lucu ini, semoga menginspirasi..

"Anak-anak adalah penerus generasi bangsa, calon pemimpin masa depan. Janganlah kau rusak kebahagiaan mereka, janganlah kau renggut tawa kecil mereka. Lindungi dan bimbinglah mereka agar tetap pada jalan yang benar.."
"Anak kecil, tawamu selalu menjadi warna, pelangi penghias keluarga.."
@S_Rufiyadi

No comments:

Post a Comment