Ketika Aku Dilahirkan - Anak Tanjakan

Berbeda dengan harta, ilmu dapat menjagamu kapan saja.. @anak_tanjakan

Breaking

Wednesday, June 3, 2020

Ketika Aku Dilahirkan

Setiap manusia pasti pernah lahir, dan setiap manusia juga pasti akan mati. Tanpa terkecuali..

Ketika Aku Dilahirkan
26 April 1998, itulah tanggal kelahiranku. Tepat hari Minggu, malam Senin jam 21.25 WIB (sudah masuk hari Senin dalam kalender Jawa) aku dilahirkan dengan jerit kesakitan, serta hembusan nafas pengorbanan. Ya, ibuku berusaha mati-matian untuk melahirkanku, tak peduli betapa sakitnya, tak peduli betapa perihnya, tak peduli betapa menderitanya, dia korbankan jiwa raga bahkan nyawa hanya untuk melahirkanku, hanya untuk menyelamatkanku, membawaku untuk melihat indahnya dunia.

Berbeda dengan yang lain, aku terlahir prematur, hanya menikmati masa dalam kandungan selama 8 bulan. Saat aku lahir, beratku hanya 1,8 kg dengan panjang 30 cm. Bayi kecil yang mungil, lucu kali yah. Ketika aku lahir, terdapat tanda di antara kedua alisku (namun kini telah hilang). Menurut ibu, aku akan terlindung dari petir karena waktu kecil aku punya tanda itu. (Aamiin ya Allah).
Aku terlahir dengan kondisi sehat, nangis ea ea ea, mata belo (kok sekarang sipit ya? entahlah -_-), kulit putih kemerahan, pokoknya warbiyazah :D . Namun, itu yang membuat ayah tidak percaya kalau aku itu anaknya (kalo yang udah pernah liat ayahku pasti tau alasannya). Sungguh miris, aku terlahir dengan ketidakpercayaan ayahku. Karena tidak percaya, ayahku berniat untuk tes DNA. Dan hasilnya.... Seperti yang kalian ketahui..

Kenapa Slamet Rufiyadi?
Jadi gini, waktu bayi aku terlahir dengan suatu kekurangan (maaf tidak bisa saya sebutkan) yang membuat saya dibawa ke RS Kardina, Tegal. Pada saat itu, ayahku nangis terus berdoa agar aku diberi kesembuhan, kelancaran dalam operasi :( . Saat itu, dokter menyatakan kalo operasi sangat beresiko tinggi, namun kakekku tetap memaksakannya, berapa pun biayanya asal aku selamat.
Yeah, operasi berjalan lancar, aku selamat dan kakekku gembira. Semua bahagia, tamat. Eh belum, masih panjang..

Pulang dari rumah sakit, ibuku berencana memberiku nama "Muhammad Iqbal Bukhory", ya biar seperi UJE gitu lah, belakangnya ngikut, biar aku jadi macam UJE :D (Eh waktu itu UJE udah terkenal belum ya? entahlah..). Namun kakekku menolaknya, dan akhirnya memberiku nama "Slamet Rufiyadi". Slamet berarti Selamat (doa). Rufiyadi, berasal dari kata "Rupiah" dan "Riyadi" (hari raya idhul adha) yang disatukan. Jadi namaku berarti "Penyelamat Rupiah dari Bulan Haji". Ya, karena pada saat aku lahir, aku mengeluarkan banyak biaya untuk operasiku, serta saat itu Indonesia sedang dihinggapi Krisis Moneter, serta aku lahir pada tanggal 29 Dzulhijjah 1418 H atau bulan Haji (Aji, basa Jawa).

Cucu Tersayang
Saat aku belum lahir, kakekku sangat menginginkan keturunannya terlahir pada hari Senin. Namun, anak-anaknya tak satupum lahir pada hari Senin. Beliau terus menantikan kelahiran hari Senin, sampai suatu saat aku lahir. Beruntunglah aku, terlahir hari Senin Pahing, Kakekku gembira, bahagia tak terkira, melihatku lahir pada hari Senin, syalallaaaaa..
Terlahir sebagai cucu pertama (aslinya kedua, namun yang pertama udah meninggal waktu kecil) membuatku disayang Kakek dan Nenekku, melebihi kasih sayang pada yang lain.
Ketika aku dilahirkan, tetangga-tetangga orang tuaku juga gembira, mereka antusias berebut untuk menggendongku (Slamet Rufiyadi gitu loh :D ), sampai tarik-tarikan dan membuat tanganku putus (becanda bray).


Terima kasih ibu, telah melahirkanku dengan taruhan nyawamu. Terima kasih ayah, telah mempercayaiku.
Itulah Ketika Aku Dilahirkan, segelintir cerita dari apa yang kurasa, semoga bermanfaat..
Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, semua telah ditentukan garisnya oleh Tuhan. 

"Dan aku bisa menerima apapun di dunia ini, asalkan jangan penghinaan terhadap ibuku!"



No comments:

Post a Comment